Sabtu, 04 Juli 2020

PEJUANG SUBUH


PEJUANG SUBUH
Tanggal  5 Juli 2020 bertepatan hari Ahad, setelah sholat Subuh berjamaah aku keluar dari pintu  Nurul Ihksan,masjid sekitar 200m dari  rumah,kulihat langit masih gelap tak berbintang  diselimuti awan hitam,”kemungkinan akan turun hujan pagi ini pikirku”,berarti hari ini jalan-jalan pagi ditunda .Sayup-sayup kudengar pembicaraan 2 orang  jamaah masjid tetangga,masjid Al Muhajirin,aku tidak tahu  apa tema pembicaraan mereka, mereka jalan pagi pikirku, akupun memutuskan pagi ini tetap jalan-jalan pagi  walaupun langit nampak mendung.Aku memang programkan setiap hari libur Sabtu dan Ahad melakukan Aktifitas Fisik yang BBTT (Baik,Benar,teratur dan terukur) dengan jalan pagi untuk meningkatkan daya tahan tubuh apalagi masa pandemic covid19 seperti saat ini.
Jarak tempuh  jalan-jalan  pagi sekitar 1,6 Km pergi pulang,aku mulai dari titik star pas depan rumah, sambil berjalan aku  mengulangi Dzikir Pagi,minta perlindungan kepada  Allah SWT dari gangguan mahluk halus, Agar diberikan Kesehatan,agar tetap dalam penjagaan-Nya dan lain-lain.
Belum cukup seperdua jarak tempuh kulewati tiba-tiba perasaan akan BAB muncul,Kutatap kedepan jalanan yang akan aku tempuh,Nampak masih jauh,mungkin aku masih bisa tahan perasaan BAB ini pikirku,akupun  tetap melangkah pasti melanjutkan jalan-jalan pagi.Belum 200 meter aku tempuh perasaan ingin BAB itu muncul lagi,tapi aku tetap melanjutkan jalan-jalan pagi.Dari jauh aku lihat pengendara sepeda motor berjalan agak pelan kemudian belok agak ke kiri kemudian kembali belok ke kanan kemudian tancap gas,sepertinya menghindari sesuatu ditengah jalan,sepeda motor itu berlalu disamping aku cukup kencang,ternyata motor tadi itu menghindari daun lontar yang jatuh dari pohonnya dan tergeletak pas ditengah jalan,aku berpikir akan mengangkatnya ke pinggir jalan tapi khawatir jangan sampai ada  binatang berbisa disela-selanya,sehingga aku mengurungkan niat dan kembali melanjutkan jalan pagi.
Tak terasa aku sudah sampai dipertengahan,pasnya Maloi (Nama Kampung) aku balik memutar arah perjalanan untuk kembali menepuh reute jalan pagi,entah kenapa tiba-tiba rasa ingin BAB itu kembali muncul,aku tetap berjalan,dari kejauhan aku melihat 2 Orang jamaah Masjid Al Muhajirin,pas di depan aku,aku ucapakan”Assalamualaikum” cukup lantang,Mereka kompak menjawab “Wa Alaikum Salam” kemudian masing-masing kami melanjutkan jalan pagi tanpa cerita apa-apa ataupun basa basi seperti hari sebelumnya kalau berpapasan,aku juga memang menghindari bicara terlalu panjang,takut kalau tema pembicaraan melebar sementara masih ada perasaan ingin BAB.
Aku tiba dijalanan daun lontar tergelatak ditengahnya,suasana mulai terang,kulihat daun lontar dengan jelas dan Nampak tidak ada binatang penyengat atau berbisa disela-selanya,aku mengangkatnya satu satu ke pinggir jalan kemudian kembali melanjutkan perjalanan.Perasaan ingin BAB itu dari tadi masih ada,dan sekarang ini serangannya cukup dahsyat,aku tetap mencoba bertahan agar tidak jebol sambil terus berjalan,ku tatap kedepan lagi,jarak tempuhku masih jauh,serangan perasan ingin BAB semakin mengganas,aku tetap bertahan sambil tetap berjalan,sesekali kuhirup nafas dalam-dalam untuk membantuku tetap bertahan pada saat genting seperti yang aku rasakan sekarang ini,”aku tumpahkan saja di pinggir sawah,atau disemak-semak dipinggir jalan,tapi bagaimana kalau tiba-tiba ada masyarakat yang melihat kelakuanku yang tidak senonoh itu,dan bukankah 2 Orang jamaah Al Muhajirin masih dibelakang aku,Kutaruh dimana muka aku kalau mereka sampai melihat dan mengetahui apa yang aku lakukan dipinggir sawah atau disemak-semak,bukanakah kita dilarang BABs (Buang Air Besar sembarang),bukankah selama ini kita memperjuangkan kampung ODF (Open Devication Free),aku terus berpikir sambil berjuang menahan rasa ingin BAB.Kurasa keringat dingin mulai mengucur ditubuhku,entahlah apa ini tanda aku bugar atau karena perjuangan beratkku menahan BAB,Ku sela keringat yang mengucur dikeningku dengan jari telunjukku,telapak tanganku pun ikut berkeringat,sesekali aku menahan nafas untuk bertahan,kemudian kuhirup lagi nafas dalam-dalam,ku hembuskan pelan pelan tak bersuara,kudengar perutku bunyi seperti diaduk,aku harus bertahan pikirku.
Tak terasa aku tiba di depan rumah,kulihat lampu teras masih menyala,pintu depan sudah terbuka,kulihat anak tertuaku duduk dikursi plastik  memgang mushaf sambil mengulangi hafalnya,setelah dekat  aku berkata kepadanya”bi Syai in Ajib, bi Syai in Ajib, bi Syai in Ajib (Sesuatu yang ajaib terjadi 3x) kuulangi sampai tiga kali,anakku sepertinya tidak memahami maksudku dan tetap komat kamit mengulangi hafalannya,aku melakukan gerakkan strecing,kuletakkan kedua tanganku kiri kanan dipinggang,kutarik dadaku kebelakang dan kudorong perut kedepan,ku ulangi beberapa kali,kemudian membungkuk meraih ujung jari kakiku dan memegangnya dengan kedua tanganku kiri dan kanan,kutahan bebrapa saat,setelah puas aku kembali berdiri lurus,kemuadian masuk ke dalam rumah,aku barkata lagi pada anakku bi Syai in Ajib (Sesuatu yang ajaib terjadi 3x),Am suna alal Ard,min Huna ilaa Hunaka Maksudnya aku jalan-jalan dari sini (depan Rumah) kea rah Sana (Maloi),Tsumma Ba’dahu am suna min Hunaka ila Huna (kemudian setelah itu aku berjalan dari sana maksudnya maloi kembali kesini (di rumah ),sementara aku menahan BAB,kulihat anakku menahan tawanya.
Aku bergegas masuk ke WC.kemudian kucari posisi yang ergonomic,pelan tapi pasti kutumpahkan yang dari tadi kupertahankan,aku merasakan mereka berdesakan,seperti tidak sabar antri menunggu giliran,aku membiarkan saja mereka keluar leluasa,seskali aku mengedan tak bersuara,kembali mereka keluar dengan ikhlas,aku juga ikhlas,saling mengihlaskan,aku merasa puas ,telah menuntaskan perjuanganku samapai tuntas,tanpa efek samping,hari ini aku pejuang tangguh,pejuang subuh.

Senin, 03 September 2018

Jumat, 18 Februari 2011

Kalaulah kita menyadari bahwa hidup ini akan berakhir,maka kita tak akan takut memakai fasilitas yang ALLAH karuniakan pada kita,agar berguna kepada sesama

Jumat, 16 April 2010



Setelah kita keluar dari rahim ibu, babak baru dari kehidupan kita dimulai, Meskipun kita lahir dari rahim yang berbeda, tempat dan waktu yang berbeda, tapi ujung dari kehidupan kita adalah mati.Berbagai macam usaha yang kita lakukan agar kita mampu mempertahankan hidup, sehingga kita mempunyai prinsip hidup yang berbeda-beda.
Kitapun harus menyadari bahwa kehidupan kita sekarang ini sepenuhnya bukanlah kemauan dan rekayasa kita,kita tidak mampu menentukan dan memilih jenis kelamin ketika kita masih di rahim, dan memang ternyata ada yang merancang dan mengaturnya, jadi seharusnya prinsip hidup kita adalah agar Dia senang, atau Ridho pada kita......